Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

[Masih] Tidak Ada Blogger Semarang di Liga Blogger Indonesia Musim 5/2017


[Artikel 38#, kategori Liga Blogger Indonesia] Ini adalah musim kelima penyelenggaraan Liga Blogger Indonesia dan musim pertama Mourinho melatih Manchester United. Bila tahun lalu saya menulis hal serupa soal bloger Semarang yang tidak ikut dan waktu itu MU kalah oleh Norwich, maka pertandingan tadi malam (15/1/2017), MU ditahan imbang 1-1 oleh Liverpool. Apakah ada hubungannya MU dan LBI musim ini?

Selamat hari senin, semua.

Hari ini sepertinya saya tidak begitu semangat, mengingat dua klub favorit, MU dan Real Madrid tidak mendapatkan kemenangan. Bila MU seri, Real Madrid malah kalah oleh tim yang kemarin jadi lawan. Dan kekalahan ini membuat rekor panjang tanpa kekalahan Madrid terputus juga.

Ngomongin hubungan MU dan LBI kira-kira hampir sama karena konsepnya adalah sepakbola. Dan di LBI bukanlah sebuah tim untuk merajut kebersamaan dan mencari kemenangan. LBI murni tentang seseorang yang berusaha menulis blog tiap pekan dan menyelesaikan tantangan-tantangan yang diberikan. 

Ada yang menjadikan LBI sebagai pengatur waktu ngeblognya karena sulitnya menjaga konsisten. Ada juga yang ikutan LBI karena butuh semangat, motivasi dan belajar serta mencari pertemanan agar menjadi blogger hits diseantero negeri.

Bagi yang tidak ikutan kembali, mereka saya anggap berhasil menjadi bloger profesional. Mereka tak butuh timer untuk menjaga konsisten, karena diri mereka sendiri yang membuatnya. Mereka tak perlu mencari teman karena mereka dicari dimana-mana, baik sebagai teman, rekan maupun mentor.  

Lalu, bagaimana dengan nasib saya sekarang? Yang terus menjaga konsisten namun juga berusaha menyambungkan tali silaturahmi yang terkadang membanggakan sesuatu yang tak kasat mata.

Masih, tanpa bloger Semarang di kompetisi LBI

Saya yang bangga diantara para wanita yang aktif ngeblog tanpa sadar sepertinya kehilangan semangat di awal tahun ini. Entah kenapa? Apakah kepuasan itu bisa diukur, atau karena semua berjalan baik-baik saja tanpa perlu didorong lagi.

Semua memiliki kapasitasnya dan mudah terkenal. Bila saja saya bisa mundur beberapa tahun kebelakang dan tidak dikenal, mungkin saya sangat semangat bertemu mereka. Ada banyak orang hebat di Semarang, terutama bloger. Sayangnya lagi-lagi gagal membuat sesuatu yang besar.

Saya pikir menjaga silaturahmi agar tetap mengabarkan berita baik adalah cara terbaik menjaga ekosistem di sini. Ternyata tidak juga. Semua bisa mandiri dan yang paling membuat saya sadar diri, saya kehilangan jati diri di sana.

Saya sebenarnya tidak ingin mengadakan LBI musim ini. Jujur saya tidak menyangka bahwa menarik uang pendaftaran di musim ini mendapat respon baik dan akhirnya LBI berjalan kembali. 

Mana ada bloger yang mau membayar untuk sebuah lomba. Apalagi kapasitas bloger sekarang bisa dikatakan luar biasa. Ada yang nyaman dibayar, ada yang tidak nyaman membuang waktu. Semua soal rasa nyaman dan aman.

Lagi-lagi saya harus maklum pada diri sendiri bahwa LBI musim kelima tidak diikuti bloger Semarang. LBI kurang dikenal di kota Semarang sepertinya, LBI tidak besar hadiahnya dan LBI sudah kalah sama media sosial yang terus mengalami perubahan.

...

Tahun ini, LBI diikuti 13 bloger dan menggunakan durasi hingga 7-8 bulan. Ini adalah kompetisi terpanjang yang pernah dibuat dotsemarang. Apakah pesertanya akan sangguh hingga selesai. Bahkan bloger yang paling konsisten pun di kompetisi ini tidak mengikuti LBI juga.

Tidak ikutnya bloger Semarang musim ini membuat saya sadar bahwa saya belum sebesar dan sesempurna apa yang dibayangkan. Mungkin tahun depan, saya punya alasan untuk berhenti menggelar kompetisi.

Bukan soal rugi, waktu dan uang. Tapi kehilangan semangat dan harga diri bahwa LBI bukanlah kompetisi yang memberi keuntungan pada tempat yang saya tinggali. LBI hanya sebuah ambisi pribadi dan sikap egois saya yang selalu percaya bahwa itu keren.

Mohon doakan untuk musim ini (tahun 2017), LBI berjalan lancar dan tanpa hambatan. *waktunya lama, bisa gila juga haha..

*Sepertinya kurang promosi

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Half Girlfriend, Film India Tentang Pria yang Jatuh Cinta dan Tidak Mau Menyerah

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng