Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Pulang ke Samarinda


[Artikel 22#, kategori Samarinda] Apakah kamu tahu Gate terjauh yang ada di terminal 3 bandara Soekarno Hatta? Gate 25, menurut saya sudah terjauh namun tetap saja masih ada 1 lagi yang bisa disebut yang terakhir. Hari ini saya sedang berada di sini, menuju kota dimana saya menghabiskan masa anak-anak. 

Selesai sudah acara launching Asus bertajuk Limitless Gaming Max Series dari tanggal 22 April hingga 24 April, dimana acara utamanya ada di tanggal 23 April sebenarnya.

Kesempatan ini juga menjadi anugerah untuk bisa langsung pulang ke Samarinda untuk menghabiskan sisa bulan sebelum menyambut hari jadi kota Semarang ke-471 yang jatuh tanggal 2 Mei besok.

Memang ini kesempatan bagus untuk menengok keluarga yang hampir 3 tahun tidak pulang, namun tetap saja menjadi dilema meninggalkan aktivitas ditengah pekerjaan rumah yang super banyak.

Ya, saya selalu kehilangan konsentrasi untuk menulis blog ketika berada disituasi seperti ini. Maka jangan heran, aktivitas dotsemarang juga tidak se-aktif seperti biasanya.

Saat menulis ini, saya beberapa kali memanfaatkan transportasi online yang ternyata sudah sangat marak di Ibu Kota Kalimantan Timur ini. Bukan hanya Gojek yang menguasai seperti di kota Semarang, Samarinda pun sama.

Bahkan kompetitor mereka, Grab, juga sudah merambah ke sini yang aktivitasnya juga sudah lumayan banyak terlihat saat di jalan-jalan.

Nanti saya bicara dilain kesempatan tentang pengalaman transportasi online ini. Saya harap tidak lupa untuk menuliskannya.

Di sisi lain, jaringan 4G Three dan Indosat juga sudah sangat baik. Terutama Three (3), yang begitu stabil digunakan saat berada di rumah. *Ini juga nanti saya ceritakan dilain kesempatan.

Alasan pulang

Alasan kali ini tidak bisa saya pinggirkan begitu saja. Tuan rumah tempat yang saya tinggali, sebut saja keluarga di Semarang, akan merayakan sebuah pesta pernikahan. Mau tidak mau, saya harus pulang.

Segala aktivitas di sini, benar-benar sibuk yang rasanya menyentuh pekerjaan agak sulit. Saya harap segera balik sebenarnya.

...

Kangaroo Premier, moda transportasi dari Balikpapan ke Samarinda yang harus menempuh sekitar 4 jam-an masih menjadi alternatif digunakan untuk pulang ke Samarinda. Saya pernah mengulasnya di sini.

Dengan terbitnya tulisan ini, berarti saya sudah mengakhiri tulisan tentang label 'Samarinda' yang terakhir saya tulis bulan Oktober 2015.

Ternyata saya baru sadar saat melihat kategori ini, pengunjungnya lumayan banyak.

Mari menikmati keadaan ini dahulu sebelum berperang di bulan Mei di kota Semarang.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Half Girlfriend, Film India Tentang Pria yang Jatuh Cinta dan Tidak Mau Menyerah

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng