Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

[Liga Champions] MU 1-2 Sevilla, Gagal Lolos Ke Babak Perempat Final


[Artikel 51#, kategori MU] Sevilla menunjukkan kepada tim siapa mereka dalam 5 tahun terakhir yang sering mengikuti kompetisi Eropa. Sevilla seolah memiliki mental yang levelnya tinggi dan menunjukkan kepada Bos bahwa level tim mereka sudah sekelas Eropa, khususnya Liga Champions. Cih, gaya salah satu tokoh anime yang tidak terima dengan alasan tersebut.

Tidak ada yang tidak sedih ketika tim favorit gagal melangkah lebih jauh, apalagi kalah dihadapan pendukung sendiri. Sangat menyedihkan. Bahkan saya pun tak tertarik dengan berita tentang MU di media sosial maupun berita olahraga pagi harinya.

Kemenangan luar biasa atas Liverpool sebelumnya, seolah memberi kebahagiaan kepada para pendukung mereka bahwa kami (Liverpool) memberi kutukan kepada kalian (MU) untuk tidak lolos. Dan benar terjadi. Tim gagal, dan Liverpool sudah memastikan lolos.

Sebagai pendukung, menyalahkan racikan bos bukan jalan terbaik rasanya kali ini. Banyak mantan punggawa Tim (MU) yang beralih menjadi pundit terus melontarkan kesalahan pada bos, dan memang sebaiknya mereka saja yang punya pengalaman dalam bermain maupun berada dalam kondisi saat mereka dalam tim tersebut.

Lebih baik saya mengambil hikmahnya dari deretan serangan komentator soal permainan tim yang sudah kehilangan identitasnya, yaitu menyerang.

Ya, bila musim ini tim mulus sampai final dan bahkan juara. Mungkin bos akan pergi, seperti hal lumrah yang dilakukannya saat menangani sebuah tim di tahun ketiga selalu pergi.

Itu saja yang saya pegang dan menunggu tahun depan di tahun ketiga bos. Bila tim lebih baik, mungkin Bos dapat bertahan lebih lama. Apapun cara permainannya, saat ini, saya hanya ingin melihat tim menguasai Eropa terlebih dahulu.

Sebagus apapun permainan tapi hanya jalan di tempat, itu juga bukan sebuah kabar bagus tentunya.

Live Tweet 



Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng