Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Menjadi Anak Baik


Orang tua mana yang tidak menghendaki punya anak baik? Ada mungkin, tapi tidak ingin saya bahas di sini. Saya ingin sedikit bercerita tentang bagaimana kehidupan anak baik dalam versi saya saja. Saya berharap tentunya saya adalah anak baik.

Lama tidak datang ke Semarang, pemilik rumah memutuskan datang menjelang akhir pekan ini. Seperti membuka tirai jendela, kamar yang gelap rasanya berubah terang dan juga berisik.

Anak rumahan

Saya adalah anak rumahan. Mencintai kesunyian, kebebasan dan ketenangan. Bagi saya rumah merupakan tempat paling nyaman di dunia.

Sayangnya, semua itu terengguk bila si pemilik rumah datang. Saya tidak bisa apa-apa kalau sudah begini. Semua penghuni harus bekerja keras, aktif dan harus tetap mengatakan 'semangat' ala-ala Korea Drama.

Menjadi anak baik

Ketika pemilik rumah datang, menjadi anak baik tidaklah mudah. Kebebasan yang selama ini dilakukan, seakan memutus tali jam yang sudah mengekang selama ini.

Tidak ada lagi yang namanya bebas. Mau pulang jam berapa pun, bangun pagi hingga duduk sebentar di depan laptop, benar-benar sulit dilakukan.

Berkali-kali berhadapan dengan situasi seperti ini, tetap saja saya keteteran. Kebebasan yang saya agung-agungkan rupanya mengusik hati sanubari terdalam. Akhirnya, saya kehilangan banyak momentum rutinitas yang biasa dilakukan.

Halaman blog ini pun tidak luput dari dampak. Maka jangan heran saat kamu mengikuti blog pribadi saya ini, meski saya harap jangan pernah membuka blog ini, belum ada update. Saya akan segera memperbarui setelah keadaan dirasa nyaman.

Dan jangan heran ketika halaman blog kembali ke seperti semula sesuai urutan tanggal. Karena sebenarnya saya sudah mencatat di note Smartphone saya. Hanya tinggal memindahkannya saja.

...

Maksud menjadi anak baik di sini bukanlah deskripsi tentang itu. Ini hanya sebuah ungkapan yang sedang saya akan alami beberapa hari kedepan ketika pemilik rumah atau bos besar datang menjenguk rumahnya.

Sebagai penyewa (istilah ini saya ambil dari drama Korea), mau tidak mau saya harus sedikit berkorban. Waktu yang sudah teratur dibuat, semua berubah drastis.

Saya sudah mengantisipasi segalanya sebenarnya. Hanya saja, semua tidak berguna dan masih kurang. Saya selalu gagal membuat tuan rumah bahagia ketika mereka melihat rumahnya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Jalebi, Film India Tentang Indahnya Cinta Bila Bisa Melepaskannya