Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Menginap di Hotel Pullman Lagi ; Kamar Mandi Transparat


Sesampainya saya dan rekan bloger Semarang di terminal 3 bandara Soekarno Hatta, kami akhirnya berkumpul dengan beberapa bloger lain yang datang juga ke acara launching notebook ASUS. Tujuan berikutnya adalah menuju hotel Pullman. Sepertinya baru kemarin dari sini.

Membaca nama Pullman hotel dalam undangan yang dikirim via email oleh pihak ASUS, rasanya paling diingat adalah kamar mandi transparant mereka yang membuat geli. Ini bukan kesan negatif, hanya saja, penempatannya yang berada di tengah dan ada rekan sekamar, kadang berasa malu juga.

Saat berkumpul kemarin di acara launching beberapa bulan lalu, kami membicarakan ini dengan yang lain. Mereka pun berpikir yang sama. Meski ada semacam pelindung untuk melindungi tubuh, tetap saja geli kalau mengingat kamar mandinya.

Menunggu beberapa jam

Spesial keberangkatan acara kali ini adalah kami menumpang naik pesawat Garuda. Bila melihat tiket pesawat, untuk keberangkatan dari kota Semarang saja harganya sampai 1 juta. Entah dari kota lain. Bila bolak-balik naik pesawat ini, maka itulah gaji saya sebagai bloger bulan Agustus. Belum termasuk penginapan di hotel Pullman 2 malam.

Tiba di bandara, kami harus menunggu kedatangan rekan-rekan lain. Bukan hanya bloger, ada dealer-dealer juga yang datangnya bersamaan dengan kami. Mereka juga sepertinya kurang lebih sama. Yang menarik acara kali ini, saya tidak melihat rekan jurnalis yang biasanya datang bersama kami. Apakah mereka absen?


Pullman hotel yang mengusung konsep desain interior pop-art

Tiba di sini dengan menggunakan bus jemputan, tidak sembarangan juga saat memasuki hotel. Penjagaan ketat, termasuk pemindai barang seperti bandara (koper), membuat lelah yang cukup mendera harus ditahan-tahan. Apalagi yang datang bukan 10 atau 20 orang, gimana rasanya menunggu antrian di sini?

Lupakan bagaimana lelahnya tiba di sini, namun saya ingin bercerita tentang banyaknya aksesoris hotel yang berbentuk patung. Ada juga animasi yang berada di dalam sebuah kotak dengan bentuk menyerupai tuyul sebesar genggaman tangan sedang bermain lompat tali, dan banyak lagi.

Ternyata saya baru tahu saking fokusnya sama acara. Hotel Pullman memang menggunakan konsep desain interior pop-art. Mungkin sebagian besar tamu di sini menyukainya, tapi bagi saya, terkadang sebelum masuk pintu kamar ada bentuk patung kaki itu menakutkan saja. Meski bentuknya menyerupai paha wanita, sih. (gambar di bawah ini, sampingnya kamar kami )



Sekamar dengan Kang Didno

Bila sebelumnya jatah rekan sekamar saya adalah mas Arief Ramadhan (Jogja), maka kali ini adalah kang Didno, bloger dari Indramayu. Entah apakah ini jodoh atau bukan, saat terbang ke Jakarta, saya menggunakan pakaian, semacam jaket atau jumper gitu, yang dikasih dari hadiah mengikuti lomba bloger Indramayu.

Beliau ini merupakan juara Liga Blogger Indonesia dan punya profesi sebagai guru saat ini. Banyak sekali aktivitas yang terlibat dengan bos bloger Indramayu selama di dunia perbloggeran tanah air. Senang bisa bertemu kembali di Jakarta.


Bekerja di kamar hotel

Tinggal di kamar hotel itu menyenangkan saat koneksi Internet nyambung terus. Mau tidak mau, beberapa hari di sini, semua aktivitas yang biasa saya lakuin harus dikerjain di dekat tempat tidur yang saya tempati di kamar lantai 3 hotel Pullman.

Paling menyebalkan di sini adalah dinginnya yang gimana gitu. Karna sudah hapal kondisinya, jaket yang ada tulisan bloger Indramayu berwarna merah ini sangat membantu. Maklum, bila di rumah kondisinya tanpa AC. Anggaplah saya orang desa yang kurang bersyukur.

Acara yang ditunggu akhirnya tiba juga. Hari ini kedatangan kami setelah dari bandara dan mengambil nomor kamar hotel serta berdiskusi buat rencana besok, sudah selesai. Selasa, 15 Agustus, adalah perang sesungguhnya.

Tidak ada kata tenang untuk kami yang hadir meski keliatannya menyenangkan. Tangan harus mulai aktif di media sosial, mata harus jeli melihat objek dan tubuh harus kuat menopang pikiran yang berkonsentrasi untuk dijadikan informasi yang ingin dibagikan lewat hashtag.

 2 foto ini adalah ruangan dimana kami sarapan bersama yang lain.

Selanjutnya, saya akan bercerita tentang serunya naik pesawat Garuda dan acara utama hingga gala dinner. Jadi ditunggu saja. Saya usahakan secepatnya.


Artikel terkait :

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Deserving of the Name, Drama Korea Tentang Dokter Modern dan Dokter Oriental (Akupuntur)