Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Ketika Brand Menjadi Pahlawan Bagi Blogger


[Artikel 71#, kategori bloger] Bagaimana rasanya diperlakukan istimewa oleh brand seperti Smartphone, produk kesehatan, kecantikan dan sebagainya. Apalagi saat diundang dan diberi tempat duduk yang spesial. Kamu pasti sangat bangga sebagai bloger pada saat itu.

Bulan Februari, timeline saya sudah ramai hiruk pikuk yang membicarakan produk-produk dari brand kenamaan. Mulai dari smartphone hingga minuman kesehatan. Terbaru yang saya lihat adalah sosok bloger yang mendapat undangan dalam acara istimewa dengan duduk di bangku VIP.

Ini menarik menurut saya. Khususnya bagi influencer (orang berpengaruh) dari kalangan bloger. Brand seakan menjadi pahlawan yang paling disukai, dihormati dan didekati.

Hadirnya ruang chat pribadi yang dibuat untuk golongan tertentu, terutama brand yang ingin memaksimalkan kampanyenya, menjadi ruang kepercayaan untuk menggerakkan tanpa perlu disuruh.

Mereka, para pekerja di perusahaan tersebut, membuka diri layaknya manusia biasa yang memberi keleluasaan kepada membernya untuk membangun interaksi. Hasilnya, para member memiliki ikatan emosional yang membawa suasana begitu menyenangkan.

Ketika brand menjadi pahlawan

Sosok pahlawan identik dengan rasa kagum yang mendalam bagi sebagian orang. Ketika brand menempatkan diri, ia begitu dipuja layaknya tokoh film yang berhasil memberi perbedaan terhadap teman-temannya dan membawa sesuatu yang disebut kemenangan.

Ketika sosok tersebut memiliki prinsip yang tidak goyah dan keyakinan, ia mampu menggerakkan yang lain untuk bertarung bersama-sama dengan tujuan yang sama, kemenangan.

Begitu pula ketika brand menjadi pahlawan, semua orang yang telah diikat dan berada di garis belakang brand tanpa sadar dengan mudah menggerakkan para influencer untuk memaksimalkan kampanye yang dilempar.

Tak ada lagi sekat, apakah kamu berasal dari komunitas A atau B, dan C. Atau juga dari kota A atau B. Semua memiliki ikatan yang terbangun dengan sendirinya dan menjadikan sesuatu yang tak disangka-sangka.

Bagi bloger, apresiasi besar

Bila bagi perusahaan brand berhasil menjadi sosok yang dipuja bak Pahlawan, bagaimana dengan sisi influencer dari kalangan bloger?

Mereka begitu merasa sangat bangga karena mendapat apresiasi. Menjadi sosok istimewa karena diperlakukan bak raja dengan segala kenyaman dan fasilitas yang ada.

Mereka tak ragu membela brand dengan massive, seperti ibarat anak-anak yang orang tuanya tidak ingin diganggu orang lain. Ya, mereka menyayanginya.

Mereka juga terkadang memiliki harapan tinggi, setidaknya bisa mencicipi produk baru yang biasa diberi. Mereka menjadi pendayung yang baik, yang sekali dayung bisa melampaui dua atau tiga pulau.

Meski begitu, tidak semua orang yang berada digaris belakang brand menjadi sosok yang begitu bangga berada di sana. Ada yang berpikir keuntungan dan juga terkadang, menjadi musuh dalam selimut.

Maksud saya, ketika sebagian orang memuja brand bak pahlawan dan kemudian setia pada satu nama, ada sebagian lagi yang mengikuti beberapa nama. Sesuai undangan yang diterima. 

Bagi orang seperti ini, mereka tentu sangat bangga bisa hadir di banyak brand. Harga dirinya tentu sangat tinggi, termasuk nilai jualnya yang bisa menggiurkan.

Satu kriteria lagi dari orang yang tidak setia pada brand meski berada dalam grup adalah tidak enakan. Sebagian orang ini memilih setia tapi ketika diundang siapa tidak menerima. Kalau sudah begini, ya brand juga harus mengerti keadaannya.

Belajar dari blogdetik

Tulisan di atas diambil dari pengalaman yang saya dapatkan, termasuk tulisan berikut ini. Blogdetik sebagai salah satu produk menarik dari kanal detikcom waktu itu, menurut saya sangat-sangat berhasil.

Banyak orang mendirikan komunitas di daerah-daerah, contoh dotsemarang, yang tak perlu disuruh dan membela blogdetik tanpa disuruh. Harga diri membawa nama tersebut sungguh luar biasa.

Namun semua itu seperti siklus kehidupan. Ada malam dan ada siang. Ada di atas dan kadang di bawah. Semua hanya soal waktu untuk kembali sadar bahwa tidak ada yang benar-benar kekal menjaga yang sudah dibuat, bahkan dengan sangat bijaksana.

...

Apa yang bisa kita ambil pelajarannya dari sini? Merangkul, adalah kata kunci yang bisa dilakukan berbagai perusahaan, lembaga, atau pun lainnya.

Jangan hanya saat kampanye atau promosi, baru melakukan lobi sana - sini. Setelah selesai menggandeng influencer, seperti bloger, kemudian selesai dan berganti menggandeng yang lain.

Semua ingin mendapat apresiasi, namun bila dibutuhkan hanya untuk sesaat, maka jangan heran saat perusahaan juga dipandang hanya sesaat juga.

Menunjukkan sisi lain yang lebih hangat tentu itu lebih baik. Buat grup, bicarakan di sana dan kelola dengan sangat baik, maka para influencer ini bakal memuja perusahaan/brand layaknya super hero.

Feedbacknya, tentu selain apresiasi tinggi yang didapat bloger, tanpa sadar para bloger ini pun mengapresiasi brand juga sangat tinggi. Tidak perlu disuruh, mereka akan menulis dengan senang hati tentang brand Anda.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng