Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Hal Menarik Tiap Pergi Ke Bioskop


[Artikel 16#, kategori Kofindo] Ditengah penuh sesak penonton yang memadati antrian pembelian tiket, saya terharu duduk disebelah seseorang yang punya keterbatasan ini. Apakah dia ingin nonton film Indonesia? Siapa yang dikabarin dengan ponsel jadoel yang diketik dengan kaki-kakinya tersebut. Inilah salah satu hal menarik tiap pergi ke bioskop.

Menutup akhir tahun 2016, film Hangout dan Cek Toko Sebelah mencuri perhatian banyak penonton dari generasi Z. Mereka mengantri hingga sangat jauh dari pintu masuk bioskop yang masih tutup. Luar biasa.

Antrian masih saja terus panjang meski pintu sudah dibuka. Saya sendiri dengan langgengnya menerobos antrian memang sangat mudah mendapatkan tiket. Maklukm, saya pemegang kartu ajaib yaitu Movie Card.

Tak butuh lama, tiket film sudah saya kantongi. Sambil melihat suasana yang ramai untuk diabadikan saya mencari sudut yang pas buat diabadikan. Dan di sini, tempat duduk sebelah orang yang sedang duduk juga sedang mengetik ponselnya dengan kakinya.

Saya tak bermaksud kurang ajar dengan mengambil gambarnya. Yang saya pikirkan hari itu adalah ia adalah salah satu orang yang ada di dalam keramaian. Ia tidak mengalah dengan keterbatasan, dan sosoknya buat saya begitu menginspirasi.


Saya harap orang tersebut ikut menonton salah satu film Indonesia. Film bukan saja sebagai media hiburan untuk jiwa dan raga, tapi lebih dari itu banyak sekali manfaat menonton film di bioskop.

...

Mari merenung sejenak tentang apa yang saya lihat. Film Indonesia adalah wajah masyarakat bangsa ini dan banyak sisi kreativitas dibangun di sana.

Selain orang seperti beliau ini, beberapa penonton dari kalangan generasi tua terkadang sering saya lihat berada di dalam bioskop. Ikut mengantri ditengah himpitan anak remaja. Tidak mau kalah dan bangga dengan wajah film Indonesia.

Apakah itu bentuk apresiasi atau sekedar rencana meluangkan waktu untuk rekreasi. Yang pasti, saya bangga dengan mereka yang masih mau pergi ke bioskop.

Selamat hari kamis,
12 Januari 2017
Yuk pergi ke bioskop.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Half Girlfriend, Film India Tentang Pria yang Jatuh Cinta dan Tidak Mau Menyerah

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng