Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Religius dan Tentang Menjaga Komitmen


[Artikel 9#, kategori Amir] Menjaga komitmen itu tidak mudah. Harus pantang menyerah dan selalu berkaca. Kalau semua yang kita lakukan itu benar, saya yakin, rasa hormat, bangga, dan berbagi terlihat lebih mudah. 

Apa kabar si Amir? Pria yang masih terus menjaga komitmen buat dirinya sendiri. Akhir-akhir ini, ia lebih terlihat religius. Solat 5 waktu, mengaji dan bahkan puasa Senin dan Kamis. Wah, saya benar-benar tersinggung sebagai muslim yang masih banyak kekurangan bila berada didekatnya.

Biarlah, saya turut senang dengan perubahan yang terjadi saat ini. Dan saya juga harus berterima kasih kepada mereka yang mengangkat isu Gubernur Jakarta menjadi viral. Dampaknya benar-benar bisa saya rasakan saat ini. Ada orang baik yang bisa lebih baik lagi karena menemukan takdirnya yang ia cari selama ini.

Disatu sisi, saya senang dengan perubahan sikap yang terjadi. Namun disatu sisi lain, perubahan itu adalah tantangan untuk dia menjawab komitmennya yang telah ia mulai. Apakah bisa terus pergi ke masjid saat subuh, apakah ia tidak lupa dengan panggilan suara Azan saat tubuhnya merasa lelah.

Bagi saya, ia masih selalu kesulitan menjaga komitmen. Yang akhirnya sikap inkonsisten terus yang diperlihatkan dan dapat berdampak buruk dalam kehidupan sehari-hari.

Bila ia bisa melewati dan bersabar dengan waktu, saya yakin ia akan menjadi pribadi yang luar biasa. Dari ibadah, ia bisa belajar berkomitmen pada dirinya sendiri. 

...

Saat seseorang ingin menjadi lebih baik, itu perlu didukung. Namun saat seseorang sudah berusaha tapi gagal, terkadang kita merasa sudah lelah dengan apa yang kita katakan sebagai penyemangat.

Memang diri sendiri yang bisa mengubah, dan tidak ada orang lain yang dapat mengubah. Inilah pentingya menjaga komitmen bagi diri sendiri. Berani yakin, berani bertindak, berani mendengarkan isi hati dan berani mengkesampingkan berbagai kepentingan.

Menjadi orang baik itu masih sulit menurut saya. Semoga kamu bisa!

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng