Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Menjadi Generalis di Era Social media


[Artikel 10#, kategori generasi] Minggu malam (6/11), klub favorit saya memenangi pertandingan. Bukan Ibra atau Pogba yang ingin saya kasih apresiasi karna gol-golnya, namun keberadaan Young yang bermain sebagai pemain bek kanan. Ia memerankan perannya sangat baik. Dan seperti inilah kehidupan yang sekarang yang kita jumpai bahwa kita tidak dapat hanya memiliki satu kemampuan saja.

Dunia sosial jaman sekarang sangat sulit karena itu para generalis mengambil panggung peran utama dari para spesialis. Seorang generalis adalah orang yang memiliki banyak pengetahuan di berbagai bidang. Tidak punya spesialisasi, tapi dapat menangani banyak hal. Dunia sosial Korea telah melahirkan banyak generalis dan mereka harus berkompetisi dengan sesama mereka sendiri. Menjadikan dunia kompetisi statistik, Anda tahu apa artinya itu? Itu berarti Anda harus menjadi multi karakter supreme. Salah satu pihak rakyat Korea.

Paragraf di atas adalah inti utama dari postingan ini sebenarnya. Saat kopdar kemarin (6/11), saya beritahu juga kepada teman saya bahwa inilah yang terjadi. Seperti pemain bola, bila ingin terus bermain disetiap pertandingan, Anda harus siap dengan berbagai posisi yang diberikan pelatih.

Era generalis

Kesempatan yang datang kini menuntut banyak orang harus bisa melakukan apa saja. Tidak perduli seberapa tinggi pendidikan yang telah diselesaikan selama bisa dilakukan, maka kesempatan bisa diperoleh dari sekarang.

Kita hidup di era media sosial dimana kebebasan berpendapat seolah tak terbatas. Bahkan dapat memalsukan apa yang kita bicarakan hanya dengan membuat akun palsu.

Saya melihat diri saya sendiri bagaimana saya harus terus belajar dan belajar. Saat adik saya bertanya soal yang ia tidak ketahui, Internet misalnya, saya yang cukup mengerti tentunya harus bisa menjelaskan bagaimana harus dilakukan

Padahal bila adik saya mengerti bahwa ia merupakan generasi yang melek teknologi tentu tak perlu bertanya kepada saya. Semua informasi ada di Internet, tinggal pilih. Apakah kita mau membacanya karena tertarik atau cukup tahu dan sudah.

Banyak teman-teman disekitar yang dulunya biasa saja, kini berubah menjadi tidak biasa. Mereka membicarakan apa yang biasa kita lakukan. Mereka tiba-tiba berada di lingkungan yang kita sudah lalui dan eksis di sana.

Semua orang sedang berusaha mengambil kesempatan yang ada. Ini tidak buruk, hanya saja terkadang yang sudah berada di lingkungan tersebut terkadang harus menaikkan levelnya agar tidak tergusur oleh mereka yang mencoba-coba dan menyebur di sana.

Hari ini mereka lulus dengan gelar sarjana, beberapa waktu kemudian, mereka ada disebuah perusahaan yang pekerjaannya sama seperti yang kita kerjakan. Apakah itu menyulitkan? Padahal masih banyak potongan roti yang beraneka ragam jenis di luar sana tanpa harus memakan roti yang sama dengan kita.

Era generalis membuat siapa saja berusaha menjadi orang yang sama dengan orang lain meski sebelumnya tidak berada di sana.

Hasilnya? Persaingan terbuka lebar buat kita. Apakah kita perlu mencari sesuatu yang baru meski kita sudah ekspert di sana? Tentu. Anda tidak ingin tersisih bukan atau membiarkan orang lain memakan roti yang seharusnya Anda lebih baik dari orang tersebut.

Era media sosial

Era ini membuat siapa saja bisa mendapatkan rupiah hanya dengan coba-coba. Hanya saja diperlukan sebuah kunci untuk mendukungnya. Ya, Anda hanya perlu konsistensi dan fokus.

Hari ini jadi admin yang memegang akun perusahaan atau perorangan, besok tiba-tiba jadi ahli dibidang media sosial. Atau besoknya lagi jadi bagian marketing karena pengalaman bekerja yang mendukung media sosial sebagai bahan menarik.

Semakin banyak saja yang didapat seseorang di era media sosial sekarang. Anda tidak perlu takut atau merasa lelah, karena inilah yang terjadi saat ini.

Saya akan mengatakan 'pantes saja' kepada mereka yang lulusan S1 komunikasi ketika berhadapan dengan seseorang yang pekerjaannya berada di bidang media sosial. Selain gelarnya yang mentereng, pelajaran yang didapat secara teori tentu lebih baik dari mereka yang hanya terjun tanpa gelar atau salah jurusan setelah lulus.

...

Dalam dunia sepakbola, terkadang para pemain harus bisa beradaptasi guna mendapatkan posisi dari pelatih. Percuma berlabel bintang atau mahal tapi jarang mendapat menit bermain mengingat posisi yang ada sudah banyak diisi pemain yang sama.

Seperti kehidupan sekarang, dimana dunia saat ini bergerak begitu cepat. Persaingan semakin ketat membuat Anda jangan sampai telat. Telat menyadari dan baru bergerak setelah kepepet.

Boleh hari ini Anda dianggap spesialis terhadap bidang tertentu, tapi Anda harus juga mengetahui bidang lain yang kedepan akan mendukung aktivitas Anda. Yang diperlukan hari ini, Anda harus mencoba dan belajar.

Menutup tulisan ini, jangan lupa beberapa tahun kedepan Anda akan berada di era kompetisi yang luar biasa. Anda setidaknya memiliki semangat kompetisi.

Kompetensi itu antara lain kompetensi dalam hal IT, kompetensi berbahasa Inggris, kompetensi dalam membangun hubungan interpersonal dan lainnya. Selain itu ada kompetensi umum sesuai background bidang studinya misalnya sebagai sarjana hukum maka harus tahu segala macam hukum walaupun tidak mendalami semuanya. 

*Ashley Young sendiri sebenarnya berposisi sebagai gelandang atau pemain sayap.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng