Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Mengetahui Idealisme Seseorang Lewat Cara Memasak Mie Bungkus


[Artikel 18#, kategori Tips] Pernah merasakan masakan orang lain lebih enak ketimbang diri kita yang memasak sendiri, semisal masak mie bungkus. Saya? Pernah dong. Karena ini juga, saya malas masakin orang lain setelah dibilang kurang enak. Hmm..

Apa hubungan antara idealisme dan mie bungkus yang harganya kini paling murah sekitar seribu rupiah. *Ingat dulu waktu Sekolah, harga mie cuma 200 rupiah.

Ada, bila ingin mengetahui idealisme seseorang, kita bisa melihat dari seseorang yang memasak mie. Ini menurut saya saja, lho.

Alasannya? Mungkin orang yang baru kita kenal memasakkan mie bungkus yang kita minta pasti masih terasa enak. Namun seiring waktu, terkadang rasanya tidak seperti awal kita menyukainya. 

Kita mulai meminta ditambahkan telur, kurangi air atau juga dibuat mie goreng saja ketimbang mie rebus. Dan orang yang kita minta tentu merasa diatur-atur dan dalam hatinya mungkin berkata, sudah dimasakin minta aneh-aneh lagi.

Dari sini, kita sudah tahu seperti apa sifat idealis seseorang. Memang cara mengetahui idealisme seseorang sangat banyak, tapi yang saya pikirkan baru ini saja.

Seperti kehidupan dalam dunia nyata seperti berkomunitas atau berorganisasi, terkadang kita merasa nyaman saat awal bertemu. Kita menyukai cara ia bicara dan memiliki impian serta hal positif lainnya yang membuat kita kagum.

Manusia tidak seperti malam dan siang yang sangat konsisten berganti. Manusia memiliki masalah serius dalam menjaga keseimbangan dirinya saat hari ini bisa bilang A, maka besok bisa bilang B dan C.

Kita si pengagum perlahan-lahan mulai mengenal sosok sebenarnya. Ternyata orang yang kita kagumi ini memiliki idealisme yang kurang cocok dengan saya. Belum lagi, orang itu memikirkan diri kita yang tidak cocok dengannya dan kemudian pergi begitu saja setelah merasa diatur-atur.

...

Ya begitulah menurut saya untuk mengetahui seberapa besar idealisme seseorang yang bisa kita coba dengan contoh memasak mie bungkus.

Ada yang mau buatkan saya mie goreng hari ini?

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Deserving of the Name, Drama Korea Tentang Dokter Modern dan Dokter Oriental (Akupuntur)

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Idulfitri 1445 H