Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Teman Baru, Kenalkan Asus Zenfone 3


[Ini adalah artikel pertama kategori Zenfone 3] Mulai hari ini hingga ke depan, saya akan ditemani teman baru saya ini untuk berbagai aktifivas. Mulai dari update socmed hingga update blog khususnya gambar-gambar yang menjadi bagian utamanya. Saya sangat mengagumi kamera Zenfone 3 yang memiliki kapasitas 16 MP. 

Kesan pertama bertemu dan menyentuhnya, saya sudah jatuh cinta. Terutama desain dan bodi rampingnya. Disentuh sangat licin ditangan hingga rasa kekhawatiran berlebihan terkadang menghantui. *Please..jangan jatuh. Tapi sudah jatuh lebih dari 2 kali.

Saya bukan orang yang membenci teman lama lalu meninggalkannya. Prinsip saya, kamu tetap baik sama saya maka di situ saya selalu menghormati teman lama. Namun terkadang, saya paling tidak menyukai saat diberi antusias tinggi, teman lama pergi tanpa kabar.

Zenfone 2 akan tetap melengkapi hari-hari saya mengingat versi 3 hanya datang dengan kapasitas tidak lebih dari 3 ribu mAh untuk daya ketahanan baterainya. Menyedihkan, tidak juga. Saya malah menaruh harapan tinggi pada Zenfone 3 sebagai alat fotografi saja.

Jadi bakalan jarang digunakan untuk update Internet kecuali jaringan operator di Zenfone 2 sedang bermasalah, semisal ada liputan atau acara.

Zenfone 3 atau biar mudah saya memanggilnya Z3, soal urusan jaringan 4G lebih unggul dari kakaknya Z2 yang sudah semua SIM Card tertanam di dalamnya terhubunga jaringan 4G. Pengguna hanya disuruh memilih bila ingin menggunakan jaringan tanpa membuka casing. *Casing mana bisa dibuka di Z3.

Kelebihan ini tentu dapat menjadi alternatif untuk memperkuat koneksi di era yang serba ingin cepat. Tidak ada lagi alasan internet tidak konek kecuali kartu memang tidak diisi pulsa data.

Fotografi

Untuk urusan mengambil gambar, saya akui Z3 unggul jauh dari kakaknya. Bermodal 16 MP dan aplikasi Pixel Master terbaru yakni 3.0, melihat buruan objek seakan sangat mudah menembaknya dengan sekali klik dan langsung menemukan sasaran.


Cepat, agresif dan berkualitas. Berlebihan? Maklum anak baru soalnya yang baru memegang senjata baru untuk sekelas smartphone. Meski rencananya saya ingin membeli kamera miroless dan dipastikan saya membatalkannya karena teman baru ini. *Duitnya itu juga dari mana.

Sebenarnya saya sudah mengulas beberapa kelebihan dari Zenfone 3 di blog dotsemarang. Tapi rasanya belum puas merayakan antusias yang masih menyelimuti. Saya adalah orang yang diberkahi memiliki kelebihan dari sisi Antusiasme tiap bertemu dengan sesuatu yang sangat menarik, dan begitu setia karenanya.

Zenfone 3 membawa diaragma besar yaitu 2.0 sama seperti saudaranya. Untuk memberi pengalaman lebih, Z3 menambahkan 2 optical electronic image stabilization untuk hasil gambar dan video bebas blur, dan sensor pengoreksi warna untuk foto dengan warna alami.

...

Teknologi sekarang seperti sebuah keanehan menurut saya. Anak kecil saja sudah menenteng generasi smartphone yang lebih canggih dari kakak atau orang tuanya. Padahal itu bisa mencelakaan bila dipandang dari sisi negatif.

Tapi teknologi tak melulu terkesan negatif. Buat mereka yang sangat melek teknologi dan update perkembangan, teknologi seakan menjadi teman. Baik dikala suka maupun duka, penggunanya terus berbagi. Kadang mereka bahagia dan kadang mereka menjadi pembenci.

Orang-orang seperti saya, teknologi selalu dianggap teman. Karena dengan bantuannya, mereka mencoba melihat dunia yang lebih luas. Sepi sendiri tapi selalu tahu apa yang terjadi. Pergi sana - sini dan menepi, tau-tau duduk bareng orang-orang berdasi.

Zenfone 3 membuat saya melangkah lebih tinggi meski 1 langkah dari langkah-langkah yang sudah saya lewati. Berteman, apakah itu baik? Entahlah. Semua kembali kepada para penggunanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Deserving of the Name, Drama Korea Tentang Dokter Modern dan Dokter Oriental (Akupuntur)