Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Puasa dan Sepakbola


Bulan puasa kali ini selain ditemani hujan yang sepertinya merata di seluruh Indonesia, hingga membuat banjir, masyarakat khususnya pecinta sepakbola juga ditemani pertandingan sepakbola antar negara.


Saya langsung berteriak kegirangan saat bola yang disundul pemain Irlandia masuk ke gawang Italia dan membuat negara ini punya cerita manis di kejuaraan kali ini. Momen umpan bola yang ditanduk seakan melambat, istilahnya slow motion, seperti membaca gerakan lawan dan itu auranya luar biasa.

Momen yang pantas dikenang

Saya berpikir bahwa momen bulan puasa ini harus ditulis. Pikiran saya sudah melayang jauh kedepan untuk beberapa tahun kemudian. Saya tidak ingin melupakan sejarah dan bagaimana keadaan puasa tahun ini.

Saya tau, momen puasa selalu menyulitkan saya. Dari yang coba-coba akhirnya menjadi kebiasaan buruk, apalagi mengingat usia yang tak pantas disebut muda lagi.

Lupakan, saya hanya ingin bercerita saja. Momen ini harus dikenang. Banyak kejutan dari negara-negara yang dianggap baru pertama kali mengikuti Euro 2016 di Perancis tiba-tiba mendadak superior. Mengingatkan saya pada klub Leicester yang mendadak populer setelah menjuara Liga Inggris.

Diantara kejuaraan sepakbola antar negara, saya hanya tertarik pada kejuaraan di Benua Biru. Padahal, Benua Amerika juga menggelar kejuaraan antar negara di sana. Benua yang banyak melahirkan pemain Fantasista dengan decak kagum luar biasa.

Entahlah mengapa saya tidak tertarik meski ada sang raja (Messi). Ditambah negara yang biasanya saya suka, Brazil, sudah terlempar lebih cepat. Saya tidak suka dengan kondisi tersebut.

Seberapa banyak orang yang menonton sepakbola selama puasa?

Saya yakin, ini tidak dapat diukur. Terlebih buat saya yang tidak punya tim survei untuk mendapatkan informasi tersebut. Akan tetapi, beberapa teman linimasa saya pada berteriak kencang saat bola masuk ke gawang. Suara mereka memang tidak dapat saya dengar, namun kicauan mereka... anak kecil juga tahu.

...


Ketika saya belum dapat menjadi manusia sempurna selama puasa, saya tahu ini bukan salah sapa-sapa. Untunglah, kehadiran pertandingan sepakbola menutup rasa bersalah saya sejenak dan hujan mengademkan perasaan saya.

Tahun depan, kira-kira apa yang bakalan terjadi? Apakah waktu puasanya bertambah maju atau tetap di bulan seperti ini. Sungguh, yang saya pikirkan sekarang ini hanya otak saya untuk dikeluarkan.

Artikel terkait puasa :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Half Girlfriend, Film India Tentang Pria yang Jatuh Cinta dan Tidak Mau Menyerah

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng