Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

[Pertemanan] Sifat Dewasa dan Kejujuran


Baru-baru ini, saya menemukan situs yang dibagi lewat facebook menarik untuk dibaca. Temanya tentang pertemanan. Buat seumuran saya, apa yang ditulis tersebut semacam mewakili perasaan saya saat ini. Benarkah usia 29 tahun tidak banyak teman seperti sebelum berusia 25 tahun kebawah.

Setelah membaca dengan seksama site tersebut, hal pertama yang ingin lakukan adalah membawanya ke halaman blog personal saya. Saya yakin, ada banyak pria seperti saya yang mungkin mengalami hal yang sama seperti saya saat ini.

Untung rugi berteman

Barusan saya menghubungi penulis site tersebut lewat twitter, seorang wanita dan saya harap ia tidak marah bila sebagian kontennya saya bawa. Semoga dia balas dan maklum mengapa artikelnya dia sangat menarik buat saya.

Beberapa bulan kedepan, usia saya akan genap 30 tahun. Sangat sedikit teman yang dulunya bisa gila bareng berada disekitar saya. Faktor kesibukan, berumah tangga, pindah kota dan sebagainya adalah sedikit alasan pria-pria atau teman saya tidak lagi berkumpul.

Saya membenci pertemanan saya sekarang yang hadir dari masa lalu. Aneh rasanya kalau mendapat kabar bahagia hanya lewat chat saja tanpa basa - basi. Mirip broadcast bbm saja.

Saya benar-benar memikirkan untung ruginya berteman sekarang. Entahlah, apakah saya dibilang jahat atau sebaliknya. Saya harus bekerja untuk mendapatkan kebahagiaan setidaknya. Mulai dari bawah ini, saya akan copas artikel yang sebelumnya saya bahas diawal.

Kesabaranmu pun semakin berkurang untuk setiap ketidakjujuran.

Kita semua tahu, pengalaman bertambah seiring usia. Karena kamu semakin dewasa dan banyak mengalami peristiwa dalam hidup, kamu akan menemui fakta bahwa hanya ada beberapa teman yang mau mendukungmu di saat-saat susah. Kamu belajar untuk memilah beberapa teman yang memang bermanfaat untukmu.

Banyak teman yang dulunya dekat denganmu sekarang menghilang entah ke mana, namun akan selalu ada deretan teman yang "terjebak" denganmu meski keadaan jungkir balik. Dengan berbagi pengalaman, kamu telah menciptakan ikatan yang lebih dalam dengan teman.

Kamu juga semakin gak punya banyak waktu untuk basa-basi. Gak heran, kalau teman "palsu" bakal mulai tersisih.

Semakin kamu dewasa, kamu akan semakin sibuk. Pekerjaanmu semakin banyak dan orang-orang yang dulu dekat denganmu kini juga menemukan kesibukannya masing-masing. Karena waktu adalah hal yang berharga bagimu, kamu lebih mengutamakannya untuk bersama keluarga dan teman yang benar-benar dekat.

...

Berteman tidak seribet ini sebenarnya. Faktor usia dan sifat kedewasaan lah yang mencari dirinya sendiri bahwa ketika kita bersama-sama bahagia, kita juga harus bersama-sama mengalami duka.

Karena bertolak belakang dengan kata-kata tersebut, sifat dewasa inilah yang membrontak dan marah. Semacam dikhianati meski dulunya hidup dalam lingkaran yang sangat berarti.

Saya sudah kehilangan 2 teman (baca meninggal) baik selama perjalanan hidup hingga usia sekarang. Entahlah, bagaimana kedepan cerita pertemanan buat saya bila bertambah usia.

Terima kasih buat Siantita Novaya untuk artikel menariknya. Sumber asli artikel yang saya ambil di atas ada di sini.

Artikel terkait Pria 29 Tahun:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Deserving of the Name, Drama Korea Tentang Dokter Modern dan Dokter Oriental (Akupuntur)

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Idulfitri 1445 H