Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Metode Brainwriting yang Gagal Dieksekusi


Bulan April lalu, saya mengenalkan dan mencoba metode brainwriting saat acara kopi darat bareng teman-teman blogger. Saya pikir ini akan mudah dan berjalan lancar saat dituangkan dalam postingan blog. Ternyata tidak sesuai harapan saya.

Entahlah, saya bingung juga mengapa ini juga gagal. Padahal ide-idenya yang dituangkan lewat kertas yang sudah ditulis tinggal dikembangkan saja dalam sebuah postingan di blog pribadi.

Saya pikir alasannya lebih karena kebanyakan ditunda. Menunda ide untuk dikeluarkan itu memang fatal jadinya. Ide tersebut lari begitu saja dan kadang mood mempengaruhi mr.ide pergi lebih jauh.

Meminta mereka memberi tanpa disuruh kadang juga tidak enak. Menagih kok seperti tukang tagih asuransi, sama-sama nggak enak. Pada akhirnya saya menyerah dengan mereka. Metode yang sebenarnya saya ingin praktekkan kembali, sepertinya tidak mungkin lagi.

...

Kodrat manusia memang tidak dapat dipaksakan, dan dimengerti. Dipaksain pasti mereka pergi, dimengerti malah lebih parah. Inginnya benar, disinggung dikit malah tanpa pamit.

Mari minum kopi lagi, biar terasa plong pikiran karena kebanyakan mikirin orang lain.

Artikel terkait :

Komentar

  1. Setiap orang memiliki karakter masing-masing dalam menulis blog. Meski di awal udah nulis topik yang mau dibahas, aku yakin mereka masih setengah hati untuk menulis topik itu. Atau mungkin tema topik yang tidak sesuai dengan karakter mereka. Beda lagi, ketika mereka dituntut untuk menulis topik yang memang seharusnya ditulis, maybe jadi pekerjaan mereka. Aku yakin itu akan ditulis meski kadang udah lelah nulis saking panjangnya, dan diatur-atur topik + keyword.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng