Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Bahkan, Klub-klub Liga Inggris Memantau Pemain yang Diburunya Lewat Media Sosial


Masih bilang media sosial nggak penting? Penting di sini mungkin tentang apa yang kita sebarkan, kalau positif dan menginspirasi sih, nggak masalah. Tapi kalau negatif mulu, sepertinya perlu dipertimbangkan.

Kali ini ceritanya datang dari klub Liga Inggris yang akan berbelanja pemain buat musim depan. Jika dulu saya sering mendengar cerita tentang perusahaan yang tidak ingin karyawannya nakal di medsos, maka anggapan itu pun juga dilakukan klub sepakbola.

Kasus Adam Johnson jadi pelajaran

Sudah banyak kejadian yang terjadi karena pemain sepakbola profesional kadang salah mempublish di media sosial, kasus terbaru tentu tentang Adam Jhonson.

Menyadur info dari situs viva.co.id (19/4), Adam Johnson kini harus mendekam di balik jeruji besi. Pemain Sunderland ini harus menjalani hukuman lima tahun penjara atas kasus pelecehan gadis di bawah umur.

Tidak ingin hal serupa berulang, kabarnya sejumlah klub Liga Primer kini menerapkan aturan 'scouting' terhadap kepribadian pemain incaran. Caranya adalah melalui media sosial.

Kroll, perusahaan yang bergerak di bidang cyber security, mengaku disewa oleh sejumlah klub untuk mengawasi perilaku sejumlah pemain di media sosial, seperti Twitter, Facebook, Instagram, WhatsApp hingga Snapchat.

"Kami ditugaskan menemukan tanda-tanda mencurigakan. Apa saja yang mungkin bisa merusak reputasi klub, seperti hal-hal mesum, ajaran ekstrem sampai yang menjurus ke arah rasis serta SARA," kata Direktur Kroll, Ben Hamilton kepada The Sun.

...

Media sosial buat profesional bukan sekedar tempat bercanda, mereka memang layaknya selebriti yang selalu diawasi fansnya. Bagaimana dengan saya dan Anda yang bukan termasuk pemain sepakbola profesional, selebriti atau tokoh.

Tetap saya saranin jaga jari Anda untuk tidak berbagi hal negatif yang diberikan pikiran Anda. Karena, jangan sampai terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Negara kita sekarang pun sudah memberlakukan peraturan tentang media sosial terutama konten yang merusak.

Boleh menyuarakan kebebasan berpendapat, asal tidak merugikan terikat instansi manapun atau tempat Anda bekerja. Atau harus membuat akun palsu? Hehe...

Sumber konten asli klik di sini

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun