Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Tren Vlogging Tahun 2016



Meski sudah tren dari tahun 2015, saya baru ngehnya tahun ini. Video Blog atau yang sedang sering saya ikuti ini, terutama di Youtube, memang menawarkan sesuatu yang sangat menarik. Apalagi ditunjang koneksi yang mumpuni.


Harus saya akui, semenjak jaringan 4G masuk, dunia blog saya juga ikut berubah. Beberapa seleb Youtube, dan blogger yang lumayan terkenal saat ini, salurannya di Youtube terpaksa saya ikuti demi belajar bagaimana membuat Vlog yang menarik.

Tentang tren Vlogging itu sendiri

Saat membaca artikel berita online tahun 2015, perkembangan vlogging di Indonesia populer sejak dua tahun lalu. Namun di tahun ini, semakin banyak para blogger yang juga terjun menjadi vlogger (sebutan untuk orang yang melakukan vlogging). Padahal, di Amerika sendiri vlogging sudah menjadi suatu hal yang dilakukan sejak lima tahun silam. Benar-benar ketinggalan, saya. 

Vlogging sendiri bagi saya tahun ini, itu artinya lebih banyak mengakses kanal Youtube. Karena saluran tersebutlah, vlogger-vlogger bisa ditemui. Salah satunya Raditya Dika yang semakin rajin membuat video alas Vlog. Lainnya, banyak. Nanti saya posting dilain waktu tentang siapa saja yang saya ikuti.

Membuat Vlog itu artinya belajar percaya diri di depan kamera (buat saya). Bermodal kamera dan cuap-cuap lalu menceritakan kejadian / aktivitas harian, sama halnya dengan blog, kemudian di upload dan jadilah Vlog di sana.

Sebenarnya mudah buat yang terbiasa. Namun buat yang belum, apalagi keterkendala soal kamera, pasti jadi masalah.

Aktivitas Vlog, dulunya sudah banyak

Beberapa tahun kebelakang sebenarnya ngomong sama kamera dengan format video lalu bercerita tentang aktivitas sehari-hari rasanya sudah banyak. Namun waktu itu namanya bukan vlog. Ada aplikasi yang cukup banyak digunakan generasi remaja dan mereka membuat apa yang saat ini dikatakan tren vlogging.

Mungkin ini hanya soal istilah saja. Andai remaja-remaja dulu tahu Vlog, mereka sudah pasti akan rajin membuat kanal-kanal baru di Youtube.


Ini kanal youtube saya (asmarie dexter), semoga bisa buat vlog juga. Ngevlog ternyata tidak mudah

Alternatif menulis

Dunia blogging yang identik dengan menulis lagi-lagi memiliki altenatif lain. Apalagi yang bosan menulis dan malas membaca. Membuat Vlog adalah alternatif baru setidaknya.

Selain bisa dikatakan alternatif menurut saya, Vlog sendiri yang ditaruh di Youtube bisa dikolaborasikan dengan tulisan di blog. Semacam menaruh kode atau embed biar postingan blog kita semakin menarik.

...

Salah satu faktor pendukung Vlog semakin berkembang tahun 2016 adalah koneksi Internet yang semakin kencang. Selain operator yang banyak promosi jaringan 4G, penyedia Internet rumahan juga semakin banyak dan beragam yang nawarin paket.

Buat saya sendiri, mengikuti vlogging itu menarik. Selain nama besar Radit, ada beberapa vlogger yang cukup membuat saya menyediakan waktu mengikuti aktivitasnya. Pokoknya lebih seru.

Sedangkan bagi blogger, mereka yang belum melihat potensi Vlog sebaiknya mencobanya dulu. Memang tidak semua daerah mendapat layanan Internet yang sama (Uploadnya itu besar-besar filenya), atau masalah kamera yang paling sering disalahkan. Mencoba saja dulu.

**Postingan #2 buat label VLOG

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh