Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Tanjakan Itu Hampir Buat Saya Pingsan


Hampir saja saya menghubungi orang rumah karena kondisi saya saat itu benar-benar drop. Saya mau pingsan. Apakah ini faktor umur atau karena tanjakan yang memang menyulitkan? Pengalaman yang mengerikan hari itu.


Selasa, 19 Januari 2016. Pagi-pagi sekali, saya ingin mencoba mendapatkan suasana baru dan foto menarik tentang Semarang. Saya punya tempat yang sebenarnya beberapa kali dilewati dan bahkan pernah juga mengambil objek foto dari tempat tersebut. Tapi kali ini berbeda, karena naik sepeda.

Perjalanan sangat lancar, persiapan pun juga tidak ada yang ketinggalan. Termasuk tripod. Jarak tempuhnya lumayan untuk ukuran sepeda. Yang pasti ancernya berada di jalan Veteran dan naik jalanan menanjak ke arah AtoZ Bar, Wine, Brasserie Semarang.

Tanjakan itu buat saya hampir pingsan

Setelah sampai pada titik tertentu dan tidak memungkinkan mengayuh sepeda lagi, saya mulai turun dan mendorong sepeda saya dari samping.

Jalanan benar-benar nukik ke atas semacam harus mendaki hanya dengan jalan kaki. Beban di kaki benar-benar sangat terasa, tangan apalagi, dan itu benar-benar spot jantung bunyinya tidak karuan.

Hanya tinggal sedikit untuk mengatakan menyerah, dan memangkas jarak dengan agak cepat sepertinya jadi alternatif. Dan itu juga yang membuat saya berhasil berada diatas. Langit yang agak mendung dan pemandangan Semarang dari atas.

Tapi tunggu dulu, badan saya gemetar. Mengingatkan saya tentang penyakit types yang pernah saya derita. Saya kehilangan tenaga, kepala pusing, dan perut seolah ingin mengeluarkan sesuatu dari mulut. Megang ponsel sepertinya tidak kuat meski perasaan ingin menghubungi orang rumah pada waktu itu.

Alhasil, pertolongan pertama yang dilakukan pada diri sendiri adalah dengan berbaring di pos ronda milik warga. Badan yang penuh keringat dari rambut hingga kaki seakan tidak memperdulikan apa yang dilihat orang-orang disekitar. Saya butuh istirahat sejenak.

20 menit berlalu

Alhamdulillah, badan kembali baik tapi sesekali roboh kembali. Batin saya mengatakan ini tak akan saya ulangi lagi. Kapok naik sepeda dengan tanjakan gila ini.

Niat nelpon orang rumah sepertinya tidak jadi. Saya kembali kepada niat awal, mengapa saya pergi ke sini. Ya, hanya tinggal mengambil beberapa gambar dan pulang.

Akhirnya, saya tidak membawa sepeda saya dan menguncinya di tiang rumah orang, dan saya berjalan mencari titik spot untuk mengambil gambar yang jaraknya sekitar 20 meter dari tempat dimana saya istirahat barusan.

Deng.... baru saja beberapa jepret, penyakitnya kambuh lagi. Badan saya langsung lemes, mata saya berkunang-kunang lagi. Karena ada rumah warga yang menjual sesuatu, warung kecil, saya mampir di sana. Mungkin minum tolak angin jadi satu alternatif.

Dan karena masih lemas, saya minta izin istirahat di beranda rumahnya yang ada kursi panjangnya. Pemilik sempat tanya, ada apa? Saya habis olahraga dan langsung lemas tadi naik tanjakan ini. Tak lama, pemilik rumah memberikan teh hangat buat saya. Malah jadi tidak enak sendiri.

...

Perjalanan tersebut membuat saya memiliki pengalaman baru meski kurang menyenangkan. Padahal sempat punya niat untuk tidak jadi mengingat matahari hari itu masih bersembunyi karena semalam hujan membasahi Semarang.

Ya, entahlah harus bilang apa pada kejadian tersebut. 1 jam ada di sana dengan tubuh terbaring lemas membuat saya berpikir apakah beberapa tahun terakhir fisik saya selemah ini, atau karena saat pergi belum sarapan, atau karena faktor usia.

Lemes sekujur tubuh membuat saya jadi ingat tentang penyakit yang pernah saya derita saat sekolah dulu yaitu types atau demam berdarah. Tubuh benar-benar lemas dan bawaannya mau muntah saja.

Semoga ini tidak terjadi lagi, kelak!

Komentar

  1. di hari minggu kemarin saya juga merasakan kejadian sama mas,,, dan itu berulang ulang seperti kemarin-kemarin.. saya juga bingung karena saya kok sering merasakan saat seperti itu...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh