Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Lapangan Sepakbola Vorvo Samarinda ( Jalan Jend. Soeprapto)



Rumput hijau alami yang sudah terlihat panjang-panjang tersebut mengingatkan saya ke sebuah momen masa lalu. Di sini, dulunya saya pernah bermain sepakbola. Banyak kenangan juga yang tersimpan. Kini keberadaannya masih seperti tahun-tahun sebelumnya.


Saya melintas pagi ini, tepat tanggal 1 Oktober 2015, di kawasan yang dekat dengan jalan raya ini. Tidak berubah, bisa dibilang tidak ada yang mengelola layaknya sebuah fasilitas sebuah kota yang dapat diandalkan. Soal fungsi, lapangan ini tetap dapat digunakan seperti jaman saya. Jaman masih duduk di bangku Sekolah.

Apa yang mau ceritakan disini? Ingatan saya sepertinya mulai terbatas dengan suasana sekitar saya saat ini yang sedang merajut kata demi kata. Terlintas sekilas dimana saya dibawa ke masa SMA. Waktu itu saya sekolah di SMA 5 Samarinda.

Lapangan ini masih ada juga. Saat lewat sini kemarin sedang digunakan latihan olahraga volly.

Saya ingat wajah seseorang. Fajar, seorang yang suka sekali dengan sepakbola dan memiliki naluri sebagai penjegal lawan kalau nggak salah waktu itu.

Di jaman tersebut, kekuatan mimpi bagi anak Sekolah yang ingin menjadi pemain bola profesional sangat kuat. Tapi mimpi itu telah pergi. Saya tidak memilih mimpi tersebut pada akhirnya. Tidak perlu diceritakan juga kondisi wajah pesepakbolaan tanah air kita saat ini.



Mungkin kenangan dari lapangan ini hanya ini yang saya ingat. Saya berharap lapangan ini menjadi salah satu fasilitas kota Samarinda yang dapat diperindah. Dipergunakan untuk turnamen agar terus ramai dan meningkatkan perekonomian masyarakat yang ada disekitarnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Half Girlfriend, Film India Tentang Pria yang Jatuh Cinta dan Tidak Mau Menyerah

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng