Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Kamar Mandi Sejuta Umat

Hahaha.. Terlalu Lebay untuk menggambarkan situasi dan kondisi pagi hari di sebuah kamar mandi yang ada di rumah sakit saat ini di mana saya berada. Orang-orang sudah ramai mengantri. Mulai dari tidak membawa apa-apa sampai yang membawa peralatan tempur (baca mandi). Saya sendiri harus terkena dampak menahan buang air yang sudah hampir diujung tanduk. Inilah kamar mandi sejuta umat.

Cuaca cerah begitu memukau pagi ini. Ya, saya baru bangun. Tampang kusam, dan semoga tai mata tidak hinggap di jendela *nyanyi. Di samping, kedua adik saya masih terlelap dengan tidurnya. Di depan tubuh saya, ada ibu dan anak yang bercengkrama sembrani mengecek kamar mandi kosong. Sebelah kiri juga tak kalah ramai. Ibu dan putrinya yang ngobrol. Sang putri sudah bersiap pergi sekolah dengan seragam SMA nya.

Tubuh saya berusaha bangkit untuk melihat apakah kamar mandi dengan 2 pintu sudah kosong. Ah, lupakan. Orang-orang sudah menunggu antrian rupanya. Ini memakan waktu agak lama sepertinya. Nasib si adek kecil yang di ujung tanduk semakin menjerit.

Bila mengibaratkan kamar mandi ini seperti tiket konser artis yang dipuja maka membayangkan kerumunan manusia di sini seperti hal biasa sepekan ini saya berada. What, sepekan? Haha... Saya juga nggak menyangka kalau saya sudah menghabiskan waktu di sini.

Meski menjadi idola, rebutan masuk kamar mandi, terkadang jadi masalah saat beberapa oknum tidak bertanggung jawab. Semisal air mati, udara di Samarinda, eh bukan, disekitar maksudnya berubah bau. Kotoran yang dibuang terpaksa berbekas karena air yang habis dan mereka sudah kepepet. Efeknya? Sudah ketebak. Rasa jijik menghantui mereka yang akan mau masuk saat sentuhan kaki pertama.

Itulah cerita pagi ini dari kamari mandi yang berada di rumah sakit yang menjadi sentral seluruh pengunjung. Sepertinya giliran saya masuk, sudah tidak tahan nih! Arghh... Untunglah, kejadian mati air (mungkin kehabisan) hanya beberapa kali terjadi. Saat ini semua seperti sedia kala.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng