Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Masih Gagal Jalan Kaki Dari Rumah ke Rumah Sakit


Saya sedang berexperimen soal jarak dari rumah (Air hitam/Kadrie Oneng) ke Rumah Sakit A.Wahab Sjahrani. Apakah sangat jauh? Experimen ini juga bukan asal nekat karena kebiasaan di Semarang yang terbiasa bersepeda, tapi lebih tuntutan rutinitas olahraga jalan kaki. Maklum saja, manajemen waktu untuk olahraga selama di Samarinda benar-benar kacau. Mungkin ini alternatifnya.


Hari ini lagi-lagi saya gagal mencoba rute dari rumah ke RS.AW.Sjahrani atau sebaliknya. Penyebabnya sederhana, itu terlalu bodoh untuk dilakukan. Apalagi siang bolong dengan terik matahari yang lumayan panas (efek diselimuti asap, jadinya nggak terlalu panas).

Ungkapan bodoh ini datang dari orang sekitar saya mengingat apa yang saya lakuin itu tidak wajar. Selain mengeluh jaraknya yang begitu jauh, sinar matahari sepertinya begitu menjadi momok disini.

Sempat sudah jalan lebih dari 500 km (bawa tas, tumbler, dan topi), saya sudah disamperin keluarga. Disuruh ikut dia, ntar dianterin, katanya. Karena merasa tidak enakan, saya akhirnya mengikutinya. Taruh pantat di jok belakang motor dan saya kembali ke rute awal (sekitar rumah).

Yah mau gimana lagi. Sudut pandang tentang apa yang saya lakuin dengan kebiasaan seperti ini ternyata belum sepenuhnya disukai. Meski saya mengatakan bahwa semua ini juga demi kesehatan, termasuk menyodorkan aplikasi google fit. Aplikasi pencatat kesehatan. Dari aplikasi tersebut, saya yang terbiasa pagi-pagi olahraga jalan kaki biasanya menghabiskan jarak sekitar 3 km kurang. Jadi biasa, bukan.

Saya tidak akan menyalahkan siapa pun soal ini. Masih butuh proses dan pembuktian. Setidaknya saya berhutang disini kepada diri saya sendiri. Semoga akhir pekan ini bisa dilakukan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng