Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Alasan Rumah Sakit Perlu Wifi (Sisi Pengunjung)



Sistem birokrasi selalu menjadi penghambat bagi sebagian orang yang telah merasakan kemajuan di era seperti sekarang. Seperti fasilitas hotspot atau WIFI di sebuah rumah sakit yang menurut saya sangat dibutuhkan bagi keluarga yang menginap yang begitu tergantung pada fasilitas serta akses jaringan.


Saat ini saya sedang berada di rumah sakit bepredikat negeri. Saya termasuk manusia yang hidup di era yang membutuhkan internet karena pekerjaan saya yang menuntut penggunaan fasilitas tersebut.

Saya tak bermaksud menuntut rumah sakit menyediakan fasilitas mengingat era sekarang pun provider berupaya menggenjot pelanggan mereka dengan berbagai fasilitas menarik. Tapi sayang, itu tidak cukup untuk mempertahankan jumlah kuota saya dan tidak stabilnya jaringan yang ada.

Tentu, alasan rumah sakit perlu menyediakan fasilitas wifi seperti sebuah alasan saya sendiri yang sangat membutuhkan. Apakah ini egois namanya. Tentu tidak.

Hampir sebagian masyarakat sudah menggunakan smartphone yang membutuhkan koneksi Internet. Bahkan anak-anak, dewasa, pria maupun wanita sudah memegang yang namanya gadget (baca smartphone maupun tablet).

Saat ini, hingga postingan ini terpublish, jaringan internet provider masih belum memuaskan. Selain harga tarif yang lumayan mahal (menurut saya yang selama ini tinggal di Semarang), koneksi harus juga menyesuaikan lokasi atau tempat.

Pindah ke tempat A, jaringan si ini bagus, tapi saat pindah ke tempat B, jaringan si Ini malah buruk. Belum lagi tarif dasar koneksi yang terpotong-potong waktu. Terkadang ini bagi saya sangat tidak menyenangkan.

...

Internet selalu identik dengan mata pisau yang memiliki dua sisi, satu sisi baik dan sisi sebaliknya sangat buruk. Fasilitas wifi di rumah sakit menurut saya sangat diperlukan. Apa pun keburukannya. Dilarang pun percuma mengingat Indonesia tercakup semua jaringan provider.

Mungkin saat ini belum dibutuhkan dan harap maklum, tapi era sekarang itu sangat diperlukan. Banyak kelebihan yang bisa didapat dengan adanya fitur area wifi di rumah sakit. Seperti saya seorang blogger atau sebagian orang yang membutuhkan koneksi demi lancarnya pekerjaan karena tersita waktu.

Soal kelebihan lainnya, saya belum bisa melihat lebih banyak saat ini. Semoga ada waktu lain untuk menuliskannya disini sesuai pengalaman.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh