Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Dibalik Layar Launching Zenfone 2 : Buru-buru Pulang


Senyum kebahagiaan itu masih ada hingga pagi tadi. Meski harus merelakan pertandingan Liga Champions antara Barca lawan PSG terlewati, toh wifi di kamar hotel masih nyambung. Mengupdate beberapa aplikasi dari mainan baru yang baru dimiliki. Tapi tunggu dulu, ceritanya belum berakhir.

Seharusnya pekerjaan bisa terlesaikan seperti biasa. Namun semenjak beberapa hari menghadiri undangan dari pihak ASUS, pekerjaan sedikit terabaikan. Maklum, blogger itu keren. Apa-apa dilakukan sendiri.

Waktu terus berjalan di hari terakhir kepulangan, rabu, 22 April 2015. Hingga pengumuman dari telpon seorang rekan satu kamar memecahkan konsentrasi yang sedang asyik mendownload aplikasi buat si baru ini.

Oke, semuanya berjalan sesuai rencana. Jam 6 pagi, saya dan rekan saya yang tadi mendapat telpon harus segera menuju bus, sudah ada didalam bus. Jadwal pesawat sendiri adalah jam 9. Mengingat ibukota yang sedang ada acara KAA, sugesti macet sepertinya menjadi alasan untuk bergerak cepat.

Dan duarrr... bus yang berangkat jam 6 lebih ini ternyata diperuntukkan buat perwakilan dari Sumatra - Medan. Mereka dijadwalkan jam 8 pesawat sudah terbang. Dan saya, tidak bisa melupakan kejadian konyol ini dan menuliskannya disini.

Alhasil, kami nunggu di bandara hingga 2 jam. Soalnya, bus yang membawa kami tiba jam 7 kurang. Bayangkan, itu pagi banget dan perwakilan Semarang yang lain juga belum datang.

Bila tidak buru-buru begini, seharusnya saya bisa agak santai dan menikmati sarapan pagi di hotel. Pelan-pelan asal selamat tentunya selalu menjadi sugesti untuk orang Indonesia.

...

Akhirnya, saya harus menulis ini setelah berada di rumah (Semarang). Cerita ini punya sisi menarik buat saya. Setidaknya, sekarang saya sudah menulis dan bahagia ditemani si dia.

Salam blogger


Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Half Girlfriend, Film India Tentang Pria yang Jatuh Cinta dan Tidak Mau Menyerah

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng