Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Tantangan Grup Komunitas yang Sepi


Selamat datang bulan Mei 2016. Kira-kira takdir saya bulan ini seperti apa ya? Semoga bisa sedikit bahagia. Ngomongin awal bulan, saya tiba-tiba ingin ngebahas komunitas yang ada di grup Whatsapp (WA). Ada apa memangnya?

Setelah meresmikan komunitasnya di Semarang, Smartfren membuat grup di WA. Mungkin disetiap kota, mereka membuatnya dan tentu ada koordinatornya. Harapannya tentu, interaksi dan komunikasi terjalin dengan baik buat kedepannya.

Ketika grup sepi

Beberapa hari ini, grup yang saya ikuti mendadak sepi. Blogger Semarang dan Smartfren pun tiba-tiba adem seperti iklan minuman penyegar. Dikasih air langsung beriak kemudian didiamkan akan tenang dan tidak berbuih seperti sebelumnya.

Entahlah, mengapa saya malas berinteraksi di sana. Untuk grup sendiri, saya juga bingung. Mau nagih postingan yang belum update kesannya ngejar-ngejar. Pasti nggak enak dikejar-kejar itu. Seperti penagih hutang saja.

Sedangkan grup lainnya, kordinatornya bakalan sangat resah dan galau. Kok sepi. Aku ngajak ngorbol nggak ada yang nanggapi, yaudah diam semuanya.

Tantangan grup komunitas

Mungkin antara prasangka baik dan buruk sudah berteman dari dulu, makanya yang biasanya baik tiba-tiba jadi jahat.

Banyak hal yang menyebabkan mengapa grup terlihat sepi. Mungkin saja kuota internetnya habis, kalau sampai sebulan itu kebangetan. Sibuk kerja sehingga malas, dan terlalu berisik sehingga buat bete.

Inilah tantangan sebuah grup komunitas. Bukan saja berimbas kepada pentolannya tapi kesemuanya. Saya sangat salut kepada grup yang begitu ramai. Meski akhirnya ditinggal pergi satu persatu dengan alasan topik yang dibahas tidak relevan.

Lalu, harus seperti apa biar grup tetap jalan dan ramai. Entahlah... Saya juga semakin bingung dengan era sekarang. Semakin maju teknologi, semakin irit orang berinteraksi. Saya mengakui diri saya pun demikian.

...

Ini bukan saja menjadi PR buat saya sendiri, tapi buat orang-orang yang ngebangun interaksi di grup komunitas. Bila anggotanya sampai ratusan, tentu tidak mungkin adem ayem juga. Saya yakin itu.

Lalu, saya coba berpikir sedikit tentang tujuan saya membangun grup. Ada hal-hal penting yang memang harus dibagi dan tidak. Untuk mengupdate sesuatu, grup akan lebih cepat ditanggapi.

Jadi, biarkan saja grup sepi untuk beberapa saat. Kita semua punya kehidupan masing-masing, grup bukan untuk melihat rutinitas kita untuk dibagi. Takutnya tidak nyambung dan malah keluar.

Begitulah tantangan grup komunitas, baik yang ada di grup chat maupun socmed. Tetap semangat dan positif.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng